Welcome To Dunia Gelardiansyah

Minggu, 26 September 2010

Save Our Earth!


Save Our Earth!
gaulislam edisi 009/tahun I (24 Desember 2007)


Kalo kamu termasuk penggemar berita terkini, dan bukan gosip terkini apalagi sinetron terkini, pasti denger dan ngeh dong dengan hajatan KTT Bumi di Bali kemarin (3-14 Desember 2007). Ada 9.575 peserta dari 185 negara datang untuk ngebahas penyelamatan bumi dari kerusakan, khususnya mencegah meluasnya pemanasan global. Idih emangnya ada pengaruhnya buat kita-kita yang remaja dan imut-imut?

Ada lagi. Menurut laporan para ahli, bumi kita ini udah mengalami kerusakan yang parah. Di antaranya es di kutub udah banyak yang mencair. Akibatnya permukaan air laut jadi meninggi. Nah, kalo ini terus menerus terjadi bukan nggak mungkin akan banyak pulau yang hilang terendam air dan begitu pula kawasan tepi laut pun kerendam.

Selain itu, pemanasan global juga bikin kekacauan iklim. Coba aja kalo kamu iseng-iseng meneliti, sering kan terjadi musim panas yang berkepanjangan, curah hujan yang kelewat deras, gelombang laut yang tinggi, sampe naiknya permukaan air laut. Contohnya nih, di Jakarta udah beberapa kali kebanjiran akibat naiknya air laut ke daratan. Malah baru-baru ini Bandara Internasional Soekarno-Hatta sampai lumpuh akibat jalan menuju bandara direndam air hujan. Banyak penerbangan yang tertunda akibatnya.

Kekacauan iklim juga terasa banget ama para petani dan nelayan. Petani susah menebak musim bercocok tanam yang pas. Para nelayan juga jadi ngeri melaut karena gelombang air laut terus-terusan meninggi. Nah, buat kita-kita, efek pemanasan global juga terasa dengan makin gerahnya suhu di sekitar kita. Contohnya nih di kota Bogor tempat redaksi gaulislam mangkal, udah nggak sesejuk 10-20 tahun silam. Bogor juga sekarang udah ikut-ikutan panas, man!

Akibat ulah manusia
Nggak mungkin ada asap kalo nggak ada api. Begitu pula pemanasan global atau yang keren dengan sebutan global warming pasti ada sebabnya. Menurut catatan Wikipedia, pemanasan global disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Seperti kamu tahu, tumbuh-tumbuhan kan punya kemampuan menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi O2. Nah, karena konsentrasi gas CO2 kelewat banyak, akhirnya tumbuh-tumbuhan keok. Kagak sanggup lagi menerimanya. Keadaan ini makin diperparah dengan aktivitas penggundulan hutan. Jadi, semakin berkuranglah kemampuan alam untuk menyerap gas CO2. Menurut Walhi kerusakan hutan di Indonesia adalah 7,2 hektar permenitnya. Ancur banget.

Padahal akibat penggundulan hutan udah ketauan jelas. Kalau musim hujan menyebabkan longsor dan memudahkan terjadinya banjir. Contoh paling gampang ialah banjir di Jakarta itu disebabkan area serapan air di daerah Bogor-Puncak-Cianjur udah berubah fungsi jadi lahan perumahan, pertokoan atau industri. So, begitu air hujan turun ia nggak bisa lagi diserap tanah dan tanaman, tapi langsung meluncur ke sungai dan terjadilah banjir.

Di Jakarta konon ada sekitar 300 danau alam, tapi kini hanya tersisa belasan saja akibat dirusak manusia untuk dijadikan lahan pemukiman, dsb. Padahal danau itu kan berfungsi untuk menampung air hujan sekaligus menjadi persediaan air. Alasannya sih pembangunan dan pengembangan wilayah.

Udah begitu kawasan pantai yang semula area hutan bakau (mangrove) dihancurkan untuk dibuat kawasan pemukiman. Yup, beberapa komplek elit dan mall megah berdiri di tepi laut setelah menghancurkan hutan bakau di sana. Padahal hutan bakau itu bermanfaat untuk mencegah terjadi abrasi pantai oleh air laut. Selain juga bermanfaat untuk menahan naiknya air pasang ke permukaan. Gara-gara dihancurkan, akhirnya ibu kota jadi sering kebanjiran, baik oleh naiknya air laut ataupun air hujan. Kalo gitu salah siapa dong?

Guyz, rusaknya alam juga menyebabkan kerusakan rantai makanan. Dengan hutan yang kian gundul banyak hewan yang kehilangan tempat tinggal juga makanan mereka. Sebagian dari hewan-hewan itu hampir punah. Harimau Jawa dan Sumatera misalnya, udah kalah bersaing dengan orang Jawa dan orang Sumatera. Seremnya lagi seringkali terjadi serangan oleh hewan semisal gajah dan harimau kepada kawasan pemukiman warga. Hal itu disebabkan hewan-hewan liar itu kehabisan makanan, atau marah karena habitatnya dirusak oleh manusia. Maka benarlah Allah Swt. yang menyebutkan bahwa kerusakan alam ini karena perbuatan manusia sendiri, lho! FirmanNya:

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS ar-Ruum [30]: 41)

Ajakan Islam
Sobat muda, Allah Swt. sudah menciptakan bumi ini dengan indah dan pastinya bermanfaat untuk manusia. Firman Allah Ta’ala:"Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, Zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu." (QS ‘Abasa [80]: 25-32)

Islam mengajak manusia untuk menjaga lingkungan, mulai dari kebersihan diri sampai larangan mengacak-acak apalagi ngerusaknya. Tentang kebersihan lingkungan Nabi saw. bersabda: "Janganlah seseorang kencing di air yang diam, yang tidak mengalir, lalu ia mandi di dalamnya." (HR Bukhari)
Sayang, banyak orang Islam yang nggak ngerti soal ini. Sering kan kita lihat orang buang hajat di tempat-tempat umum – pinggir jalan, di bawah pohon rindang tempat orang berteduh, dsb. -- padahal Nabi udah mengancam pelakunya. Sabda beliau:"Awaslah kamu dari dua tempat-tempat kutukan orang." Ditanyakan oleh orang-orang, "Apakah dua tempat yang dikutuk itu?" Jawab Nabi saw. "Orang yang buang hajat di jalan atau di tempat berteduh mereka." (HR Muslim)

Wah, kalo kamu udah kebelet pengen pipis atau BAB mending cari MCK aja deh yang terdekat, atau air mengalir seperti kali/sungai. Jangan malah 'ditumpahkan' seenaknya di sembarang tempat. Kalo nggak ada ya tahan aja sampai tiba di rumah (tahan nggak ya?)

Jangan coba-coba juga menyiksa dan membunuh hewan. Nabi saw. bersabda bahwa ada seorang Nabi yang ditegur Allah Swt. karena membakar sarang semut yang sudah menyengatnya. Kepadanya, Allah menurunkan wahyu, "Sesungguhnya hanya seekor semut yang menyengatmu, dan engkau bakar salah satu umat yang bertasbih kepada Tuhan?"

Nabi saw. juga bercerita bahwa ada orang yang masuk neraka karena menyiksa hewan, sabda beliau: "Seorang perempuan telah disiksa karena kucing yang telah dikurungnya sampai mati, maka ia masuk ke dalam neraka, karena ketika ia mengurung tidak diberinya makan dan tidak dilepaskan untuk mencari makan sendiri dari binatang-binatang bumi yang menjadi makanannya." (HR Bukhari, Muslim)

Ibnu Umar ra. berjalan dan bertemu dengan pemuda-pemuda Quraisy yang sedang meletakkan burung sebagai sasaran latihan memanah, dan tiap kali lemparan itu tidak tepat, maka anak panah kembali ke bagian tubuh burung itu. Ketika mereka melihat Ibnu Umar mereka lari berpencar. Ibnu Umar bertanya, "Siapa yang berbuat ini? Allah melaknat siapa yang berbuat ini. Rasulullah saw. telah melaknat siapa yang mempergunakan binatang bernyawa untuk dijadikan sasaran." (HR Bukhari, Muslim)

Allah Swt. dan Nabi saw. juga melarang manusia merusak hutan dan tanaman-tanaman. Bahkan dalam peperangan sekalipun pantang bagi umat Islam merusaknya. Nabi saw. mengatakan bahwa kalau ada orang fasik yang mati maka sesama manusia, alam, tumbuh-tumbuhan dan hewan merasa tenang. Ketenangan mereka karena tidak ada lagi yang merusaknya, baik karena merusak alam ataupun karena kemaksiatan pelakunya. Rasulullah saw. bersabda:"Apabila seorang meninggal dunia, maka dia telah tenang (istirahat) dari kesusahan dunia. Dan bisa seorang jahat mati maka dia menyenangkan seluruh manusia, seluruh negeri dan binatang dari kejahatannya." (HR Muslim)

Selain itu, kita juga dianjurkan untuk menanam pohon dengan ganjaran pahala sedekah dari Allah Swt. Sabda Nabi saw.:“Barangsiapa di antara orang Islam yang menanam tanaman maka hasil tanamannya yang dimakan akan menjadi sedekahnya, dan hasil tanaman yang dicuri akan menjadi sedekah. Dan barangsiapa yang merusak tanamannya, maka akan menjadi sedekahnya sampai hari Kiamat.” (HR Muslim)

Tuh, hebat banget, menanam pohon dapet pahala, meskipun tanamannya itu kemudian dicuri oleh orang lain atau ada yang merusaknya. Tetep aja, ada pahala bagi yang menanam tanaman tersebut.

Ulah Barat juga
Sobat muda, ada yang ganjil neh dalam KTT Bumi kemarin. Keliatan banget negara-negara maju paling getol menekan negara-negara berkembang. Amerika Serikat misalnya, ini negara berkoar-koar terus soal pentingnya pencegahan global warming, tapi mereka sendiri nggak pernah mau ikut terlibat dalam setiap perjanjian. Mereka ogah menandatangani Protokol Kyoto di tahun 1997. Pada KTT Bumi di Bali kemarin, mereka juga hanya berjanji en berjanji tapi nggak keliatan mau serius terlibat menangani efek pemanasan global. Padahal, negara Paman Sam itu adalah negara dengan penduduk terboros menggunakan BBM, sekitar 6 kali lipat penduduk di negara manapun. Belum lagi pemakaian pendingin ruangan dan parfum yang melepaskan gas berbahaya pada lingkungan. Dampaknya jelas, AS menjadi penyumbang terbesar efek pemanasan global. Eh, lucunya, mereka menolak kesepakatan pengurangan emisi gas buang sebesar 25-40%. Wah itu sih namanya bermuka dua. Pengen enaknya, tapi nggak mau ngaca pada diri sendiri. Tapi begitulah Amerika emang sok jagoan, suka menekan negara lain, tapi mereka sendiri nggak mau disalahkan.

Kita jadi curiga, jangan-jangan KTT Bumi dan Protokol Kyoto hanya alat untuk terus menekan kaum muslimin. Orang-orang Barat seenaknya merusak alam, terus kita yang disuruh menanggung solusinya. Soal hutan, soal hewan langka, soal air, soal emisi gas buang, kita melulu yang disalahkan. Padahal kerusakan lingkungan itu akibat dieksploitasi oleh para kapitalis/pengusaha yang bekerja sama dengan para penguasa yang bejat. Dan banyak pengusaha-pengusaha itu sebenarnya berasal dari negara-negara maju.

Makanya, penyelesaian kerusakan lingkungan nggak cukup hanya dengan perjanjian-perjanjian internasional. Tapi kudu ada kekuatan dari kaum muslimin. Hanya dengan Islam dan syariatnya, berbagai macam masalah kehidupan bisa diselesaikan, termasuk soal lingkungan. Caranya umat Islam kudu dibuat melek dulu tentang agamanya, biar sadar kalo agama Islam itu menawarkan gaya hidup yang sehat dan indah. Terus tegakkan deh syariat Islam di muka bumi, barulah umat manusia merasakan rahmatnya.

So, jangan sampe kita sendiri yang nggak kenal Islam atau malah memusuhi Islam, jangan pula ajaran Islam cuma dipahami sebagai ibadah ritual melulu. Beuuh.. sampe ada kodok berbulu pun masalah tak akan pernah usai. Percaya deh, ama Allah dan RasulNya. Yuk, jadikan Islam sebagai jalan hidup kita, untuk keselamatan di dunia dan di akhirat.Gimana? Yes!

Sabtu, 25 September 2010

SURAT DARI TAHUN 2070

Dokumen ini dipublikasi di majalah "Crónica de los Tiempos" April 2002.
(Translation in free bahasa: Yuliana Suliyanti, Aug 2007)


Aku hidup di tahun 2070.
Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.
Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih.
Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi.
Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku.

Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan.
Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.
Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja.

Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan: ”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”
Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.
Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.
Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering.


Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus.
Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu.



Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.

Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis.
Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari.
Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari.

Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah.
Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.

Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan:
Tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis.

Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun. Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar.
Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang.

Morphology manusia mengalami perubahan...
…yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.

Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup:
137 m3 per orang per hari. [31,102 galon]
Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen.
Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas.
Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.

Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata.
Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata.

Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan.
Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam.
Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi.
Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli.

Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu,
aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau.
Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau.
Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.


Dia bertanya: - Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku...

Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan.
dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian... dan banyak orang lain juga!
Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.
Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.

Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah,
karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.

Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi ...
... Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!

Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda,
walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.


Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita.
Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.

AIR DAN BUMI DEMI MASA DEPAN!